Minggu, 18 Oktober 2009

bakar tongkang acara tradisi dari orang chinese(kota bagansiapiapi)

BAGANSIAPIAPI — Kemarin, Selasa (9/6), digelar ritual pembakaran replika tongkang, di Bagansiapiapi, Kebupaten Rokan Hilir (Rohil). Sebagaimana helat akbar tahun sebelumnya, diperkirakan ribuan masyarakat marga Tionghoa bakal mengikuti prosesi yang termasuk dalam kalender pariwisata Riau ini.

Kabag Humas Setda Rohil, Hamzah kepada Dumai Pos menyebutkan, direncanakan kegiatan itu juga akan dihadiri Menteri Negera Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Pasca Suseta, Gubernur Riau (Gubri), HM Rusli Zainal serta ribuan wmarga Tionghoa.

“Hari ini merupakan puncak acara ritual bakar tongkang. Kegiatan ini juga bakal dihadiri sejumlah pejabat pusat maupun daerah dan ribuan wisatawan” ujar Hamzah.

Menurut Hamza, puncak acara akan berlangsung siang ini, tepat pukul 14.00 WIB. Pada saat itu, dimulai prosesi pemberangkatan kapal tongkang menuju areal ritual Bakar Tongkang, hingga pembakaran replika kapal tongkang.

Sebelum diarak, jelas Hamzah, pada paginya, warga Tionghoa Bagansiapiapi domestik maupun mancanegara melakukan mereka berdoa di dalam kelenteng Ing Hok King.

Ketua Panitia Pelaksana Ritual Bakar Tongkang, Bagansiapi-api, Jonathan Ahe, menambahkan, ritual tersebut sekaligus memperingati hari ulang tahun Dewa Kie Ong Ya (Dewa Laut), yang memiliki ciri khas tersendiri dan tidak ditemui tempat lain di Indonesia.

Disamping itu, kata dia, acara sembahyang dilakukan dengan dua gelombang. Pertama, dilaksanakan sebelum tongkang diarak ke Kelenteng Ing Hok Kiong, 15 bulan 5 Imlek. Kedua, dilaksanakan setelah tongkang diresmikan dan disemayamkan di Kelenteng pada tanggal 16 bulan 5 imlek.

Upacara peresmian ini dilakukan oleh seorang ahli atau tongki. Setelah itu, Kelenteng kembali dibuka dan persembahyangan dilakukan sampai acara selesai saat tongkang dibakar. Segala utusan dari Kelenteng-kelenteng di Bagansiapiapi berkumpul dan bersiap untuk ikut mengarak tongkang. Masing-masing utusan memakai seragam tersendiri sebagai pertanda dari rombongan.

Selain itu, setiap rombongan membawa Tangki masing-masing sekalian dengan perlengkapan atraksinya mirip atraksi debus. Setelah seluruh pengerak tongkang berkumpul di depan halaman Kelenteng In Hok Kiong. Maka iring-iringan segera menuju areal pembakaran diikuti ribuan orang penziarah.

Sesampai diareal pembakaran, terlebih dahulu ditentukan arah posisi haluan tongkang petunjuk Dewa Ki Ong Ya (Dewa Penunjuk Rezeki) atau kebaikan untuk usaha dan keselamatan marga Tionghoa. Setelah tongkang diletakan, maka kertas sesembah ditimbun dilumbung kapal tongkang yang sedang dibakar.

Dalam hitungan menit, ribuan kertas sesembah berubah menjadi kobaran api yang cukup besar, menghaguskan seluruh bagian kapal hingga kapal menjadi abu. (odi/new/yon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar